Sunday, June 05, 2005

O, my God, How I pronounce God

Malam sabtu kemarin June 4, 2005, pertama kali jalan ke Laverton , south western part dari Melbourne (katanya sih 12 km dari Brunswick) untuk menjalankan amanah mengajar TPA anak-anak Indonesia di kawasan tersebut. Bismillahirrahmanirahim, kataku setelah mempertimbangkan kemampuanku dan tantangan yang mungkin dihadapi.

Ada beberapa hal yang aku siapkan. Pertama perlengkapan mengajar seperti buku Iqra dan buku cerita islam untuk Story Telling. Dan yang kedua adalah masalah bahasa. Untuk yang pertama, aku agak terbantu karena buku Iqra milik TPA Brunswick masih mencukupi. Apalagi menurut info dari Mbak Dewi peserta di sana hanya sekitar 10 orang. Soal buku cerita, juga ada lah. Aku menyiapkan diri dengan cerita surat al Fiil. Itu lho mengenai pasukan bergajah yang dikalahkan burung Ababil. Menurutku cerita ini lumayan asyik dan seru di era perang bintang saat ini . (Maksudnya Film Star Wars III) . Namun di detik-detik terakhir aku ambil buku tentang The Life of Ibrahim.

Masalah yang membuat aku sedikit kuatir adalah masalah bahasa. Sebenernya bahasa inggrisku tidak parah karena toh orang Australia dewasa biasanya juga ngerti kok apa yang aku katakan. Tapi aku tahu diri bahwa vocabulary ku sangat terbatas. Sekitar bahasa inggris akuntansi, general english yang kayak dibuku-buku sih oke. Tapi kalau vocab untuk agama apalagi untuk anak-anak aku agak sangsi. Apalagi kalau harus bicara didepan anak-anak indonesia yang lahir dan besar di australia dan nggak bisa bahasa Indonesia. Bisa nggak ya ?

Jam tujuh malam pengajian di rumah Uni......(Sorry aku lupa habis semua ibu-ibu dipanggil Uni sih ...) mulai. Jadilah anak-anak mereka digiring ke lantai dua. Waduuuh......banyak nian . More than 10 kids. Mayoritas perempuan. Alhamdulillah mbak Dewi ikutan jadi aku dapat tenaga tambahan. Seperti sudah diduga sebelumnya aku dapat kesulitan di bahasa. Ada beberapa kata yang aku mesti ulang supaya mereka mengerti apa yang aku mau. Salah satunya adalah God. Selama ini aku pronounce dengan O yang agak A jadi O nya nggak jelas. Beberapa saat mereka mengernyitkan dahi. Namun setelah aku sadar dan mengucapkan God dengan O yang benar, mereka ngerti. Meraka pun agak geli. (Barangkali mereka heran kok ada orang yang udah gedhe masih nggak ngerti ngomong inggris....:))

Masalah preparasi alat-alat IQRA....hm kayaknya aku under estimate mereka. Mayoritas sudah bisa baca Quran lho....Karena mereka ternyata ikut sunday school di Werribee Islamic Center. I was surprised with this fact.

Next time aku mau persiapan lebih baik. Terutama soal bahasa inggris, supaya mereka ngerti apa yang aku omongin.


0 Comments:

Post a Comment

<< Home