Tuesday, September 12, 2006

nina bobo

Dulu kalau lihat orang tidur gampang dan damai, sering kubilang tidur kayak bayi. Ternyata bukan aku saja yang punya pengetahuan soal bayi gampang tidur. Sebuah iklan kasur pun memakai kenyamanan bayi untuk ukuran kenyaman yang akan diperoleh pengguna produknya. Namun sebuah artikel tentang tidur bayi di sebuah website menyanggah pendapat tersebut. Justru banyak bayi mengalami kesulitan tidur sehingga orang tua mengeluhkan hal tersebut. Artikel tentang baby sleeping bertaburan termasuk metode-metode penanganannya.

Akupun termasuk satu diantara banyak orang tua yang rajin menyimak artikel itu. Sebagai pasangan tukang tidur alias pelor karena gampang tidur dimanapun dan kapanpun bahkan diantara himpitan sesaknya bus kota tidak membayangkan punya anak yang punya kekhasan dalam hal tidur. Seminggu pertama memang wajar katanya anak mengajak begadang orang tua. Tapi kok lama kelamaan tidak usai juga pengalaman asoy itu. Ternyata si kecil gampang bangun kalau kentut, banyak gas yang beredar dibadannya. Hunting artikel deh di internet sejak itu. Hasilnya, mengurangi asupan dairy product, tidak konsumsi orange juice, tidak makan makanan yang banyak gasnya, sampai mencoba memijat si bayi. Kalau tanya nurse jawabannya enak aja, it's because his disgestive system is not matured yet. Sabar aja sampai tiga bulan, it's all gone at that time. amiin. Kata temen juga begitu, lihat aja mbak ntar bulan ketiga. Dan kamipun menunggu waktu itu.

Dalam masa penantian yang penuh harapan dan doa, hari-hari kami adalah hari berharap ia tidur dengan enak. Sambil terus mencoba berbagai trik menenangkan bayi. Melihat bayi temen yang tidur dengan enak, jadi kepingin. Herannya si kecil akan tidur enak kalau diajak pergi. Waduuh...... Sempat merasa bahagia ketika di minggu ke-6 dapat imunisasi. Efek sampingnya bayi tidur lebih lama. Ya, benar, itulah kali pertama si kecil tidur panjang.

Satu,dua, tiga bulan berlalu, akhirnya sekarang alhamdulillah dia bisa tidur panjang meski masih ada dua break di tengah malam. Tapi itu nikmat sekali, jadi nggak perlu sampai ikut sleeping school seperti temanku. Iya, di sini ada sleeping school untuk keluarga yang bayinya punya problem tidur. Bayi dan ortunya diinapkan sepekan disebuah rumah. Tiap keluarga dapat satu kamar dimana dipisahkan dinding ruangan ortu dengan si bayi. Diajarin deh sama nurse bagaimana men-settle bayi, kapan perlu mengangkat bayi arena tidak semua tangis perlu di seriusi dengan mengangkat. Temenku berhasil, meski pelatihan itu membuat ia berlinangan air mata karena mengabaikan bayinya yang menangis. Sekarang bayinya tidur nonstop dari jam 7 sampai pagi, setelah sebelumnya tidur jam 12 malam sampai jam 4 pagi saja.

(tidur itu sebuah kenikmatan, ah Gusti, semua dariMu tak ada yang tak nikmat)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home