Thursday, September 14, 2006

Tragedi buah pisang

Pisang bukan barang aneh di Indonesia. Dari besekan kenduri sampai bleketepe pernikahan ada pisangnya. Dari pisang ambon sampai medan, pisang susu sampai pisang tanduk,pisang kepok burung sampai raja nangka, semua ada. Mau yang item atau yang kuning cantik, dari warteg sampai hotel, ada pisang. Ehm enak nian. Nah di sini, paling-paling nemu pisang cavendish, yang jarang dimakan di indo karena relatif mahal. Mau repot sedikit ke pasar asia, ada juga pisang kepok dari queensland. Alhamdulillah. Apalagi waktu mual-mual si kawani, pisang adalah makan istimewa penghilang rasa tak nyaman itu. Harganya relatif murah, apalagi kalau udah agak hitam-hitam, yang justru enak buat di goreng pisang atau dibuat banana cake buat orang indo.

Namun kemudian, topan Larry mengubah cerita. Kebun-kebun pisang hancur, sehingga panen gagal, pasokan pisang terganggu. Hukum ekonomi kemudian bicara. Supply tidak ada, sementara demand tinggi, hargapun meroket. Pisangpun mahal sekali. Harga sekilonya menyamai harga sekilo daging sapi yang mutunya bagus. Sekilo pisang dapat 5 kilo sayap ayam. Beli yang agak hitam-hitam lah, yang mau out of date ? sama saja, tetap mahal. Pisang pun berkontribusi tinggi meningkatkan inflasi, sama dengan harga minyak. Akupun puasa pisang. Tidak ada pisang goreng lagi.

Kini, di pintu bulan ramadhan, semakin melow. Mungkin ramadhan kali ini kali pertama tak ada kolak pisang sebagai makanan pembuka.Hiks....

(upssssssss, tiba-tiba, seseorang datang mengantarkan piscok satu kontainer kecil ke rumah ketika asyik membayangkan pisang, Alhamdulillah, makasih ya tante!)

3 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Mbak Alia...Mbak Titiknya pak Bagus Aryo mungkin dah lupa ama aku..:p

Dah 5 tahunan ndak ketemu jeh...:)

Kalau pak bagus nya pasti masih ingat sama suamiku..Pak Bambang Zulkarnain di Surabaya..lha wong yang bilangin pas beliau keterima Aus AId itu suamiku :)

Btw..thanks yaa dah mampir blog kami...

Ndak lihat2 http://galeri-bunda.blogspot.com ta??

:)

Bunda Shafiya / Dr. Rosalina Zulkarnain

http://keluargazulkarnain.blogspot.com

10:58 PM  
Blogger zuki said...

Tiket dan hotel reservasinya mana? :)

1:02 AM  
Anonymous Anonymous said...

Ass Lia,

Pengalamannya kok ampir sama:) Waktu lagi nyidam-2 nya aku juga sering 'ngiler' bayangin pisang goreng nan manis spt di Indo itu loh (dasar bayinya tahu ya ibunya kan masih org Indo). Padahal waktu itu harga pisang lagi meroket-2nya, sedih deh, untungnya bisa kompromi sama yang di perut he he he...

Salam,
Nuni

12:28 PM  

Post a Comment

<< Home