Monday, August 15, 2005

Learning from my client

Seperti biasa di hari Senin, aku berangkat ke kantor Kelvin Thompson untuk menunaikan tugas Volunteer Work meskipun diselingi ringisan di daerah pinggang dan gerimis pagi hari. Aku tidak mungkin membatalkan appointment antara Mimi Tamburino (contact person di KT) dengan klien2 ku karena sakit maka hari ini, kembalilah aku berjuang menemui 5 klienku.
Alhamdulillah, hari ini klien2ku tidak membawa masalah finansial yang rumit, semua relatif mudah sehingga dalam waktu singkat bisa selesai dan tidak memerlukan emergency telephone ke Tax Help center. Sebetulnya wajar saja kalau masalah tidak rumit karena klien2ku adalah low income earner yang penghasilannya tidak berasal dari sumber2 yang kompleks perhitungan pajaknya. Meskipun terkadang ada juga yang ribet karena dia menerima penghasilan dari sumber yang agak tidak biasa.
Selama jadi volunter ini aku banyak mendapat pelajaran berharga. Tidak saja pelajaran bagaimana menghitung pajak Australia, bagaimana berkomunikasi dengan orang namun juga belajar menyelami hidup low income earner di australia ditengah masyarakat dengan mayoritas tingkat ekonomi yang memadai. Pelajaran terakhir ini yang secara batin sangat memuaskanku karena membuatku lebih bersyukur. (Nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan, alia ?
Meningkatnya ekonomi Australia dewasa ini tidak serta merta membuat negeri ini lepas dari pengangguran. Namun beruntunglah para pengangguran ini karena mereka masih mendapatkan tunjangan dari pemerintah untuk menopang hidup. Macam-macam nama allowance yang biasa di salurkan oleh centrelink ini dengan cakupannya masing2. Contoh dari tunjangan tersebut adalah carer payment (tunjangan buat menjaga orang2 tua), disability support pension (pensiun untuk orang dibawah usia pensiun yang harus berhenti karena ketidakmampuan fisik) dan single parent allowance (tunjangan untuk single parent). Enak ya, sepertinya, tidak bekerja tapi dapat uang. Namun kenyataannya tetap tak enak. Namanya juga bantuan apa cukup buat bertahan hidup di negeri yang metropolis ini ?
Salah satu klienku adalah single parent yang membesarkan dua orang anak masing-masing berusia tingkatan Prep(setelah kindergaten sebelum Grade1) dan Grade 2. Ia hanya mendapatkan allowance sebesar kurang lebih 12 ribu dollar setahun. Besar sih kalau dikonversi ke rupiah dan dibelanjakan di Indonesia. (Dipukul rata maka sebulan mendapat 1000 dollar, sewa rumah dua kamar rata2 700 dollar sebulan, belanja banyak vegie rata2 50 dollar perminggu bayangkan !)
Tertarik dengan kondisi dan kebersahabatan Ms ini, aku bertanya bagaimana kiatnya mensiasati tunjangan tersebut. Dia mencoba meminimumkan biaya konsumsi. Lebih banyak makan vegetable daripada daging dan ikan, tidak makan junk food, beli pakaian dan buku di secondhand shop (semacam Saver), lebih baik jalan dari pada naik mobil untuk menghemat petrol yang harganya semakin menggila, membuat sendiri bahan pembersih rumah (misalnya pakai baking soda untuk bersih2, pakai lemon minta tetangga buat membersihkan kompor, bikin serbet sendiri dari sisa pakaian anak dan lain-lain cara penghematan. Ana-anak tidak lalu memahami penghematan sang ibu. Keluhan selalu ada, entah dari makanan yang all vegies ataupun karena tak ada camilan. Namun ia selalu mengingatkan kalau makanan yang ia buat justru lebih sehat dan tidak membuat gemuk. Dan lagi katanya, meskipun kehidupan mereka sulit namun itu tidaklah seberapa dibanding orang lain di belahan bumi lain yang tidurpun tak beratap, makan tak bisa, sekolah tak ada.
Aku merasa kaya saat mendengar ceritanya mengingat tunjangan beasiswa yang lebih memadai meskipun kadang dikeluhkan oleh beberapa teman ketidakcukupannya. Aah manusia memang tempatnya keluh kesah
(jadi ingat saudara-saudaraku tercinta di nusantara yang masih papa)

3 Comments:

Anonymous Anonymous said...

memang masih lebih beruntung beliau dibandingkan saudara2 di indo ya, tapi miris juga mengingat blio tinggal di negara maju...prihatin juga hidupnya. Saya banyak belajar pd blio, jazzakillah ceritanya ya Alia.

btw, maap baru mampir lagi, saya baru mudik dari indo :) ini alamat imel saya : annidalucu@gmail.com
suka chatting?;)

annidalucu@blogspot

9:22 AM  
Blogger zuki said...

RT 12 kabar baik, kemarin pergantian pengurus ke pak Manuhutu. Ke Puncak? Nggak sih, habis panitianya udah pindah ke osetaralia ... :-P. BTW, saya upload 2 foto suasana lomba anak-anak di lamunan-sejenak ... :-)

Wassalam
a/n RT 12 Buceng

10:28 PM  
Blogger Akira's Blog said...

weduw... kayaknya lumayan asyik ya. Terjamin gituw loh. Jd masih ada pengharapan. Gak kayak di Indo sini! hiks.... :(

12:19 AM  

Post a Comment

<< Home